Oleh ilmuwan divonis sebagai makanan modern dan makanan pokok kesehatan yang seharusnya wajib dikonsumsi manusia setiap hari.
Carlos Jimenez dari Department of Ecology, Faculty of Sciences,
University of Malaga, Spanyol: “Menemukan kalsium spirulina 3 kali lebih
tinggi dibanding susu hewani, zat besi 3 kali lebih besar dibanding
bayam”.
Pengujian ilmiah yang dilakukan Nayaka dari Tokai
University, Jepang: “Sebanyak 30 pria sehat berkolesterol tinggi dan
hiperlipidemia yang diberi asupan spirulina menunjukkan penurunan 4,5%
jumlah serum kolesterol, trigliserida, dan LDL. Mereka mengkonsumsi 4,2
gram spirulina selama 4 minggu tanpa mengubah pola makan”.
J.E.Piero
Estrada dari Departament Farmakology, Fakultas Farmasi, Universitas
Madrid, Spanyol, mengungkap: “Spirulina kaya antioksidan lantaran
kandungan 3 pigmen kaya protein yaitu phykosianin, klorofil, dan
zeasantin.
Phykosianin, antioksidan larut air, penunjang kesehatan
hati dan ginjal. Zeasantin, antioksidan pelindung mata terutama saat
tua. Sedangkan klorofil, antioksidan bersifat antikanker dan antiracun”.
Penelitian
Laboratory of Viral Pathogenesis, Dana-Farber Cancer Institute and
Harvard Medical School, Massachusetts, Amerika Serikat pada 1996,
membuktikan: “Spirulina dalam konsentrasi 5-10 mg/ml mampu menghambat
pembelahan sel HIV-1, konsumsi Spirulina terbukti memberikan masa hidup
lebih lama pada pasien AIDS”.
Armida Hernndez-Corona dari
Departamento de Microbiologa, Escuela Nacional de Ciencias Biolgicas,
IPN, Meksiko, menunjukkan: “Ekstrak spirulina memiliki sifat antiviral.
Ia efektif melawan berbagai virus”.
1967. The
International Conference on Applied Microbiology, menyatakan: “Spirulina
harus dipertimbangkan sebagai sumber makanan untuk masa yang akan
datang”.
1974. Food and Agricultural Organization (FAO): “Spirulina sebagai makanan terbaik untuk masa depan”.
1974. PBB menyatakan dalam Konfrensi Pangan Sedunia, bahwa: “Spirulina adalah makanan paling ideal untuk manusia”.
1981.
Food and Drug Administration (FDA) dari Amerika Serikat, menyatakan:
“Spirulina adalah produk makanan yang sehat dan bebas dari efek
samping”.
1982. International Food Exposition (IFE) di Jerman, memberikat predikat pada Spirulina sebagai makanan sehat alami terbaik.
1983. World Health Organization (WHO), mengintroduksikan: “Spirulina dengan kategori produk sehat untuk abad 21”.
Dr.Hiroshi Watarai,Ph.D.M.D (Director Wakarai Clinic-Tokyo): “Spirulina makanan untuk masa depan”.
Dr.Yasusaburo
Sugi,Ph.D.M.D (Emeritus Professor of University of Education Dept. of
Physiology-Tokyo): “Spirulina obat alamiah untuk penyakit kronik, dan
sumber kesehatan rakyat Jepang”.
Dr. Toni Sutomo, MPh
menyimpulkan: “Spirulina berguna untuk meningkatkan sistem kekebalan
tubuh, menunjang fungsi kardiovaskuler dan keseimbangan kolesterol. Ia
juga baik untuk memperbaiki fungsi pencernaan, meningkatkan fungsi
detoksifikasi serta mengurangi resiko kanker dengan melindungi tubuh
dari racun bebas”.
Sumber: Trubus-Online, Senin, 01 January 2007 07:00
Penelitian Spirulina
telah banyak dilakukan dan terbukti secara ilmiah mampu mengobati
beragam penyakit. Penelitian spirulina yang dilakukan antara lain
mengenai kemampuannya untuk menyembuhkan diabetes dan mioma sebagaimana
akan dipaparkan dalam artikel ini.
Penelitian Spirulina Dalam Mengobati Diabetes
Usia
dr Ady Sucipto MPH masih muda ketika letih, mengantuk, keringat
mengucur, dan pandangan mulai kabur menghampirinya. Saat itu ia
menjelang 40 tahun. Dokter di Surakarta, Jawa Tengah, itu menyangka
akibat kelelahan mengurus pasien. Biang kerok semua gangguan kesehatan
itu kadar gula darah melebihi ambang batas, 300 mg/dl. Untuk mengatasi
diabetes mellitus, ia mengkonsumsi 1 tablet diamicron 3 kali sehari.
Sepuluh
tahun kemudian, kadar gula darah membumbung, 500 mg/dl. Alumnus
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro itu menolak penggunaan
insulin yang dalam pemberiannya harus disuntikkan. Masalahnya, ia takut
jarum suntik. Rekannya, sesama dokter, akhirnya mengganti obat untuk
menanggulangi penyakit kencing manis yang diidapnya. Berbagai obat
diminum setiap hari sebagai pengganti insulin.
Efek
mengkonsumsi obat kimia tampak 10 tahun kemudian. Hasil laboratorium
menunjukkan, nilai protein urine Ady positif 4. Padahal, seharusnya
negatif. Artinya ginjal tak mampu menyaring protein darah. Tekanan darah
sang dokter melonjak 190 mmHg, nilai kadar gula 400 mg/dl dengan kadar
insulin kurang dari 3, di bawah kadar normal 3-20.
Lantaran
obat kimia tak mampu menyembuhkan, Ady melirik spirulina. Semula ia
ragu spirulina mampu menuntaskan penyakit. Ia berpendapat, Kemungkinan
besar malah merusak ginjal karena mengandung garam, katanya. Untuk
meyakinkan, ia berkorespondensi dengan Bob Capelli, vice president
Cyanotech di Kailua, Hawaii, Amerika Serikat. Cyanotech produsen
terbesar spirulina di dunia dengan produksi 30 ton per bulan.
Ketika
berselancar di dunia maya, Ady Sucipto memperoleh informasi penting.
Protein nabati dalam spirulina berisi asam amino yang tidak membebani
fungsi ginjal, malah memperbaikinya. Selain itu spirulina juga
meningkatkan fungsi pankreas untuk menghasilkan insulin.
Terbukti klinis
Mulailah
Ady Sucipto mengkonsumsi 5 tablet spirulina 2 kali sehari. Tubuh lebih
bugar. Selama 1,5 tahun mengkonsumsi spirulina, tak ada keluhan yang
dirasakan berkaitan dengan diabetes dan hipertensi. Ia penasaran
sehingga mengecek darah ke laboratorium. Hasilnya, menggembirakan. Kadar
gula dalam darah 127 mg/dl, kadar insulin darah 12, dan nilai protein
urin negatif. Kesimpulannya dr Ady sembuh diabetes tanpa harus disuntik
insulin.
Sembuhnya sang dokter dari diabetes banyak
dibuktikan oleh periset seperti Takai dalam penelitian spirulina nya.
Seperti dikutip Japan Society for Nutrition Food Science, ahli nutrisi
itu menyatakan, spirulina efektif menurunkan serum glukosa puasa dan
glukosa makan. Studi klinis melibatkan 15 pasien diabetes. Penurunan
gula darah puasa signifikan setelah 21 hari mengkonsumsi 2 gram
spirulina per hari.
Dalam uji praklinis, spirulina terbukti tokcer menurunkan tekanan darah pada tikus. Begitulah hasil penelitian spirulina
Iwata K dari Kagawa Nutrition University, Jepang. Yang paling
berpengaruh dalam penurunan tekanan darah adalah asam araknoidat dan
nitrat oksida yang menghasilkancyclooksigenase, pengatur sirkulasi
darah.
Asam lemak GLA (gamma linoleic acid) dalam
spirulina juga berpengaruh, kata Prof I Nyoman Kabinawa, periset
spirulina di Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi-LIPI. GLA
merangsang hormon prostaglandin yang mengontrol tekanan darah, sintesis
kolesterol, inflamasi, dan pembelahan sel.
Earl Mindell
RPh PhD, profesor nutrisi di Pacific Western University, Amerika
Serikat, mengungkapkan spirulina sumber klorofil tertinggi yang kaya
mineral seperti besi, kalsium, seng, potasium, dan magnesium. Vitamin A,
B kompleks, dan fenilalanin, menekan selera makan sehingga konsumsi
gula dari karbohidrat kompleks dapat dikurangi. Alga mikro itu juga
mengandung protein densitas tinggi dan karbohidrat sederhana yang
menghasilkan energi tanpa memerlukan insulin berlebihan untuk
mencernanya. Dengan begitu, kadar gula darah tetap terkontrol.
Penelitian Spirulina Dalam Mengobati Mioma
Spirulina
tak hanya menyembuhkan diabetes mellitus. Ratna Tanudjadja di Jakarta
menderita mioma. Hasrat sembuh mendorong Ratna mengkonsumsi spirulina
cair 3 kali sehari masing-masing satu sachet isi 10 ml. Sebulan
berselang, nyeri saat menstruasi mereda. Hasil pemeriksaan ulang, ukuran
myoma di rahimnya hilang sama sekali. Menurut Richard Kozlenko DPM PhD
MPH, ahli biokimia nutrisi dari University of South Carolina dalam
penelitian spirulinanya, spirulina menghambat tumor dan kanker. Mioma
salah satu tumor karena pertumbuhan sel otot rahim tidak terkontrol.
Kelainan pertumbuhan sel itu disebabkan oleh rusaknya DNA. Biasanya
kerusakan DNA diperbaiki oleh enzim endonukleus. Radikal bebas
menonaktifkan aktivitas enzim itu sehingga memicu tumor. Polisakarida
spirulina meningkatkan aktivitas enzim endonukleus dan memperbaiki
sintesis DNA.
Peneliti-peneliti lain membuktikan,
kalsium-spirulan atau ekstrak air spirulina yang telah dimurnikan
bersifat antivirus. Senyawa itu molekul gula terpolimerisasi yang
mengandung sulfur dan kalsium. Hamster yang diberi ekstrak spirulina,
lebih tahan terhadap infeksi virus herpes. Uji antiviral juga dilakukan
pada sel manusia dan kera yang dikulturkan pada media. Kedua sel itu
kemudian diinfeksi oleh virus HIV-1, herpes simpleks, sitomegalovirus,
influenza. Hasilnya, perkembangan keenam virus itu terhambat.
Menurut
Richard sebelum menyerang virus menempelkan dirinya pada membran sel.
Kemudian virus menembus membran dan menginfeksi sel. Berkat spirulina,
membran sel tubuh menguat sehingga virus gagal menembus membran. Sel
tubuh pun aman dari infeksi. Karena tidak mendapatkan inang, virus tak
bisa memperbanyak diri. Akibatnya, ia terbunuh oleh sistem kekebalan
tubuh.
Dengan efek terapi seperti itu, spirulina
berpotensi untuk mengobati AIDS. Maraknya penelitian spirulina mengenai
keampuhannya dalam menyembuhkan berbagai penyakit, membuat beberapa
dokter tak segan menyarankan spirulina untuk pengobatan. Dr Zen Djaja
MD, di Malang, Jawa Timur, sejak 2 tahun lalu meresepkan spirulina. Ia
mengatakan, “Spirulina bermanfaat untuk pemulihan banyak penyakit,
terutama yang berkaitan dengan degeneratif (menurunnya fungsi-fungsi
sel). Kandungan gizinya amat lengkap, ia juga kaya vitamin, mineral,
protein, dan sebagai sumber klorofil”, katanya. Protein yang lengkap
dengan asam amino esensial berfungsi untuk membangun sel-sel tubuh.
Uji
klinis dalam penelitian spirulina menunjukkan spirulina ampuh mengatasi
kolesterol tinggi. Tanaman bersel satu itu digunakan sebagai diet para
pekerja berkadar kolesterol tinggi, hipertensi ringan, dan
hiperlipidemia. Dosis konsumsi 4,2 g serbuk spirulina setara 8 tablet
per hari. Sebulan kemudian, kadar kolesterol darah turun 4,5% dari 244
menjadi 233. Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) kolesterol turun 6,1%.
Periset Universitas Tokai, Jepang, yang menguji klinis menyimpulkan
spirulina menurunkan kadar kolesterol darah sehingga sangat baik untuk
penyakit jantung dan arteriosklerosis.
Hasil uji prakinis
dalam suatu penelitian spirulina di Jepang membuktikan anggota famili
Cyanophyceae itu mengurangi keracunan ginjal terhadap logam berat
merkuri dan beberapa antibiotik. Riset diarahkan pada dua indikator
yaitu nitrogen darah dalam bentuk urea dan serum kreatin. Bila tikus
percobaan diberi 30% spirulina, nitrogen darah dan serum kreatin menurun
secara drastis. Bahkan setelah tikus-tikus percobaan diinjeksi dengan
dosis merkuri tinggi, nitrogen darah bertambah 310%. Setelah diberikan
spirulina, beberapa jam kemudian nitrogen darah turun menjadi 209%.
Begitu juga serum kreatin, dari 198% turun menjadi 157.
Keunggulan
spirulina asam nukleatnya lebih rendah ketimbang bakteri. Jadi tidak
menyebabkan penyakit ginjal, ujar peneliti alga Pusat penelitian dan
pengembangan Oseanologi Drs Sutomo MSi. Berbagai penelitian itu
mengungkapkan keistimewaan spirulina. Meski ukurannya superliliput, 1
mm, tetapi faedahnya amat besar. Dan itu dibuktikan melalui serangkaian
riset.
(Sardi Duryatmo/Peliput: Vina Fitriani)
Tongkat Vagina Super
BalasHapusObat Wasir Ambe Joss
Obat Kutil Kelamin
Obat Gang Jie Ghosiah
Obat Sipilis Raja Singa
Obat Gonore
Obat Kencing Nanah
Obat Herpes